Laman

Kamis, 27 Oktober 2011

Saksi Perbincangan di Warung Tekko

Kejadian ini kira kira sudah 1-2 bulan yang lalu di mana pada waktu tersebut ketika seluruh umat Islam di dunia ini sedang merayakan hari kebesaran nya. Tentu,saya sebagai umat Buddhis juga menikmati masa liburan tersebut meskipun hanya liburan ala biasanya selama 1 minggu.

 Saya sangat tertarik untuk menuliskan kisah " Saksi Perbincangan di Warung Tekko " di blog pribadi ini di karenakan kisah seseorang memang agak unik dan tidak akan selesai untuk di bahas dan tentunya dengan sepengetahuan si “H” .

Kira-kira pukul 19.00 WIB,kami berlima ( Saya, si “H”,Ivaldy J,Felix,David ) pada malam itu untuk mencari makan malam dan sesegara nya kami sepakat ke Warung Tekko yang terletak di perumahan elit Multatuli setelah menghabiskan waktu dari siang hingga sore di salah satu Mall terbesar di kota Medan ini.
Singkat ceritanya, kami pun memesan makanan terutama Iga Bakar yang sudah terkenal di rumah makan ini. Sambil menunggu makanan yang di pesan,banyak topik yang kita bahas dan oppss sampai kita juga membahas seseorang yang berinisial "X".

Yah.. saya, si “H”, Ivaldy memang pada malam sebelumnya melakukan sebuah converence chat hingga dini hari. Sudah di maklumi oleh kita semua sebagai temannya si “H”, di antara kita semua dia lah yang paling sering cur..cur..Barang kali ini sudah menjadi ahlinya..Hahahah.. Salah satu topik yang di bahas pada malam itu adalah sedikit berkaitan dengan si “X”.

Maka,setelah mengisi perut ini yang rasa laparnya sudah tidak bisa di kompromi lagi,satu sesi cur.cur. juga terjadi,di mana saya memulai percakapan dengan si “H”.

Saya : Oee  ****,panggilan untuk si “H” gimana elu dengan si “X” ? Tanya saya sambil menikmati es Chincao Susu yang sudah setengah habis.
Si “H” : Akhhh,,si “X” kan uda merasa sudah menjadi “Elang”, kita masih di kawasan “Bangau” katanya dengan nada sedikit menyindir. (Mengingatkan saya kata Elang & Bangau pada converence chat yang di lontarkan dirinya semalam)

Satu kalimat yang simpel dan memilik makna yang cukup mendalam yang di dapatkan  si “H” dari abang sepupunya yang di tinggal di Jakarta yaitu “ Jangan Pernah berharap bisa terbang bagaikan Elang , jika anda masih berada di kawasan Bangau”  #pepatah

Bla.bla. bla. Panjang sekali jika ingin menuliskan seluruh kata-kata yang di lontarkan anak itu.
Sambil ikut mendengar perbincangan ini, Ketiga teman saya yang berjurusan IPA itu mulai mengetahui bahwa CUR..CUR.. akan di mulai di mana Warung Tekko akan menjadi saksi perbicangannya si “H” malam hari ini.

Memang bukan suatu kebetulan, perkiraan para calon ilmuwan ini tepat. Sambil mendengar si “H” bercurhat ria. Secara sembunyi-sembunyi si Felix mulai merekam hasil “pidato” anak tersebut.. Mungkin sampai sekarang masih di simpan di dalam ponsel nya..hehehe
Bagaimana tidak melakukan cur..cur, mungkin ini yang ia rasakan sekarang terhadap si “X” dimana suatu perselisihan yang pada kenyataan merupakan kesalahan masing-masing. Tetapi ntah jadi bagaimana masalah seolah-olah adalah kesalahan si “H”. Akibatnya? Anak ini merasa terkucilkan secara tidak langsung dari sebuah “ Pertemanan “ dengan si “ X “ dkk.

Maklumi saja, menurut saya  si “X” itu memang agak kontroversial seperti seorang Mourinho yang sering membanggakan achievement yang ia dapat atau pun sering melontarkan sebuah pernyataan/kritik pedas yang membuat telinga ini akan memerah setelah mendengarnya.

Pribadi saya sendiri bagaimana pun, saya selalu berusaha untuk mencoba melihat seseorang dari sisi positif (Nobody is Perfect ) dan memaklumi hal – hal negatif seseorang dengan catatan hal tersebut tidak melewati batas kewajaran dan tidak sampai merugikan diri saya sendiri.

Selesai.